Minggu, 07 September 2008

Apa sih Mandarin itu? ( bag 1)

Banyak diantara kita yang tidak asing lagi dengan kata Guó Yü (baca: kuo i) dan bahasa Mandarin. Ada yang mengatakan bahwa kata Mandarin berasal dari kata Man daren (baca: man taren)

Man berarti Manzhou (baca: man cou) atau Mancuria, yaitu negara di Tiongkok timur laut pada jaman dinasti Qing (baca: jing). Daren (taren) berarti pejabat tinggi, maka Man daren berarti pejabat tinggi Mancuria. Kata Mandarin (Inggris) atau Mandarijn (Belanda) artinya bahasa pejabat atau pegawai tinggi negeri tiongkok jaman dalu, karena pegawai tinggi Tiongkok jaman dulu itulah yang mempelopori penggunaan bahsa Mandarin sebagai bahasa pergaulan, maka timbullah nama Guan Hua (baca:kuan hua); guan=pejabat, hua=bahasa) yang berarti bahasa Mandarin.

Jumlah huruf-huruf China yang terkoleksi pada jaman Dinasti Qing (1664-1912 M) sekitar 6.000 huruf dan pada sat ini huruf yang umum digunakan adalah 1.200 huruf. Suatu jumlah yang teramat sedikit jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Jadi dengan hanya menguasai sekitar 1.200 huruf yang umum saja , seseorang dapat membaca koran, majalah, mendengar dan menulis dengan lancar.

Hua Yü atau bahasa tionghoa disebut juga Han Yü karena 94% rakyat tiongkok terdiri dari suku bangsa Han. Bahasa Tionghoa dibagi atas 8 macam bahasa daerah yaitu: Bahasa Utara, Bahasa Jiangsu Zhejiang,Bahasa Hunan, Bahasa Jiangxi, Bahasa Kecia, Bahasa Hokkian Utara, Bahasa Hokkian selatan dan Bahasa Kanton. Bahasa Utara paling banyak digunakan. Meskipun ada bermacam-macam bahasa daerah yang berbeda dialek dan pengucapannya, namun untuk seluruh daerah di Tiongkok berlaku satu tulisan atau aksara yang sama yaitu HANZI.

Awalnya bahasa Wenyan yaitu bahasa tulisan kuno yang dipakai sebagai bahasa dasar bahasa lisan, namun karena makin lama makna berbeda jauh dengan bahasa lisan maka bahasa tersebut dianggap sudah tidak sesuai lagi untuk digunakan sebagai bahasa lisan. Oleh sebab itu timbulah bahasa baru yang disebut Bai Hua (baca pai hua) yang lebih jelas, hidup dan praktis sebagai bahasa pergaulan dengan dasar Bahasa Utara.

Lama kelamaan Bai Hua berkembang menjadi Guan Hua yang digunakan dan dipropagandakan oleh pejabat tinggi Tiongkok menjadi bahasa pergaulan. Setelah Guan Hua berkembang menjadi Putong Hua, bahasa yang lebih umum dan dipakai sebagai bahasa persatuan resmi dengan dasar lafal Peking (Bahasa Utara).

Ditinjau dari berbagi segi, bahasa daerah Peking mempunyai beberapa keunggulan seperti bunyi yang lebih sederhana dan mudah untuk diucapkan dan nada lebih sedikit jika dibandingkan bahasa daerah cina lainnya, misalnya Hokkian yang mempunyai 7 nada berbeda dalam satu bunyi pengucapan, Kwang Tung mempunyai lebih dari 7 nada.

Karena Putong hua digunakan sebagai bahasa nasional , maka munculah nama Guó Yü ( Guo= negaa, Yü = bahasa), kini disebut juga Han Yü dan merupakan bahasa baku (standar) masa kini

Pada awalnya, bahasa Tionghoa tidak ditulis dengan huruf latin seperti bahsa indonesia atau bahasa-bahasa lain pada umumnya, melainkan ditulis dengan Hanzi (aksara Tionghoa) yang tiap aksaranya melambangkan satu suku kata. Bunyi Hanzi tidak dieja karena Hanzi memang tidak berdasarkan suara melainkan berdasarkan gambar, contoh :

0 komentar: